Bagi
beberapa orang istilah Aslab mungkin agak sedikit asing. Pada umumnya istilah
aslab dipakai buat kakak tingkat (dalam dunia kampus) yang bertugas untuk
membantu praktikan dalam menjalankan praktikum.
Nah
dikesempatan ini saya mau sedikit sharing mengenai suka dukanya menjadi seorang
aslab yang mungkin menurut beberapa orang aslab itu pintar, aslab itu keren dan
lain sebagaianya. Hahaha...
Awal
jadi aslab ???
Sebelumnya,
saya menjadi praktikan di Laboratorium Perpajakan. Praktikum yang diadakan selama
6 kali pertemuan ini membuat saya lebih mengerti apa itu tentang pajak. Cara kakak-kakaknya
mengajar pun sangat mudah dipahami dan suka memberikan nilai max untuk
memancing para prakikan agar lebih aktif sehingga praktikum tidak membosankan.
Singkat cerita, di pertemuan terakhir Lab Pajak ternyata sedang melakukan Open
Recruitment untuk mencari asisten-asisten baru. Saya pun tertarik untuk
mendaftarkan diri saya dan juga karena kakaknya yang sangat mendukung saya
untuk mendaftarkan diri hehe. Alasan kenapa pengen banget jadi aslab karena
sebenarnya cita cita saya pengen jadi dosen. Dan berfikir bahwa jadi aslab itu
keren, kenapa? Gimana engga, kita menjadi seorang mahasiswa tetapi bisa
mengajar sesama mahasiswa lainnya. Itu merupakan suatu kebangaan bagi saya.
Setelah
tiba waktunya pendaftaran asisten laboratorium perpajakan yang biasanya
ditempel di mading Lab, saya dan teman teman seperjuangan bergegas mengumpulkan
berkas-berkas sebagai persyaratan pendaftaran mulai dari CV, Transkip Nilai dan
sebagainya. Dan ternyata teman sekelasku banyak sekali yang mendaftar dan saya
berfikir bahwa saya harus bersaing dengan teman-temanku yang cerdas. Tiga
minggu setelahnya, tes pun dimulai. Saya sampai didepan ruangan dan ternyata
sudah banyak sekali mahasiswa-mahasiswa lain yang sudah datang dari pagi
sekali. Saya pun melihat mading yang ternyata telah dibentuk gelombang 1 sampai
4 untuk mengikuti tesnya. Dan saya pun masuk ke gelombang pertama. Hatiku dag
dig dug melihat bahwa nama saya ternyata ada di gelombang yang pertama. Saya
pun duduk bersama teman saya dengan muka yang rada sedikit cemas. Akhirnya
setelah cukup lama menunggu, salah satu asisten dari lab pun keluar untuk
memberi tau agar kita disuruh mempersiapkan diri karena tes akan segera
dimulai. Saya pun memasuki ruangan dengan hati deg-degan dan takut tidak lolos.
Kakaknya pun langsung membagikan soal dan saya mendapat soal yang cukup mudah
karena saya telah belajar sebelumnya. Saya pun langsung percaya diri
mengerjakannya. Tiga puluh menit pun berlalu dan tes pun telah berakhir. Dan
saya pun bergegas untuk meninggalkan ruangan. Pukul 10.00 pengumuman tes
tertulis pun di pasang di mading dan saya sangat kaget karena nama saya
tercantum dan berada diposisi kedua. Yeeeeeaaayyyy saya lolos tahap pertama. Dan
diharapkan mempersiapkan diri lagi untuk mengikuti ke tahap selanjutnya yaitu
tes nutor. Saya pun mempelajari materi yang akan saya bawakan nanti untuk
menutor. Waktu menunjukkan pukul 13.00 dan tes kedua pun segera dimulai. Satu
persatu dari kami pun dipanggil kedalam ruangan dan mengikuti tes tersebut.
Nama ku pun akhirnya dipanggil dan jeng..jengg.. kakaknya pun duduk di setiap
barisan seperti anak praktikum pada umumnya. Saya pun mulai memperkenalkan diri
dan mulai menerangkan materi yang akan saya jelaskan. Kondisi diruangan itupun
sangat tidak kondusif dan situlah saya diuji. Gimana cara mengatasi ketidak
kodusifan kelas tersebut. Akhirnya saya pun dengan tegas untuk menyuruh mereka
diam dan memperhatikan saya ketika saya
sedang menutor. Lalu waktupun telah habis dan saya kembali untuk meninggalkan
ruangan dan tak lupa saya menebarkan senyuman saya kepada kakak-kakaknya dan
mengucapkan terimakasih. Dan tahap selanjutnya yaitu di wawancara oleh staff
dari Lab tersebut. Setelah lama menunggu
satu persatu dari kami untuk mengikuti tes nutor ini akhirnya pun selesai juga.
Waktu menunjukan pukul 5 sore dan kami semua menunggu didepan pintu ruangan
dengan muka saya cemas karena sebentar lagi akan diberitahu siapa saya yang
akan lolos untuk menjadi aslab. Lalu, semua kakaknya pun keluar dengan muka
yang sangat serius. Kami pun makin jadi deg-degan dengan hasil yang akan
diberikan itu. Satu per satu dari kami pun disebutkan namanya hingga nama saya
pun terpanggil dan saya pun langsung teriak karena tidak menyangka karena akan
lolos dan masuk menjadi seorang asisten. Nama temen seperjuanganku pun disebut
dan kami langsung bersorak gembira dan saya langsung memeluk karena kegembiraan
ini. Dari sekian banyak mahasiswa yang mendaftar sekitar 300an orang akhirnya hanya
16 orang sajalah yang keterima menjadi seorang asisten di Laboratorium. Kami
semua yang terpilih lalu di breafing dan dikasih pengarahan oleh kakak semua
dan diucapkan selamat atas keberhasilannya sampai tahap terakhir. Lalu kami pun
berkenalan satu per satu karena banyak dari kami yang beda kelas jadi kami
harus beradaptasi lagi dengan lingkungan yang baru. Untuk memeriahkan suasana
yang telah meriah ini hahaha.. kami pun pesta kecil-kecilan dengan memakan
pizza yang telah dipesan hingga berbox-box.
Ini
foto disaat saya sedang menutor didepan kakak-kakaknya, lihatkan betapa
tegangnya muka saya mengajar didepan senior :)
Alhamdulillah
saya ucapkan kepada Allah SWT dan kepada kedua orantua saya yang selalu
mendukung terutama kepada mamah yang selalu support saya dalam belajar. Suatu
pengalaman berharga yang saya dapatkan dan saya harap disini saya bisa
mengembangkan potensi diri dan belajar dari kesalahan dan belajar dari hal-hal
yang baru.
Salam
hangat,
Annisa
Nur Indah S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar