Kamis, 05 Oktober 2017

Satu Langkah Menuju Cita-cita



Bagi beberapa orang istilah Aslab mungkin agak sedikit asing. Pada umumnya istilah aslab dipakai buat kakak tingkat (dalam dunia kampus) yang bertugas untuk membantu praktikan dalam menjalankan praktikum.
Nah dikesempatan ini saya mau sedikit sharing mengenai suka dukanya menjadi seorang aslab yang mungkin menurut beberapa orang aslab itu pintar, aslab itu keren dan lain sebagaianya. Hahaha...
Awal jadi aslab ???
Sebelumnya, saya menjadi praktikan di Laboratorium Perpajakan. Praktikum yang diadakan selama 6 kali pertemuan ini membuat saya lebih mengerti apa itu tentang pajak. Cara kakak-kakaknya mengajar pun sangat mudah dipahami dan suka memberikan nilai max untuk memancing para prakikan agar lebih aktif sehingga praktikum tidak membosankan. Singkat cerita, di pertemuan terakhir Lab Pajak ternyata sedang melakukan Open Recruitment untuk mencari asisten-asisten baru. Saya pun tertarik untuk mendaftarkan diri saya dan juga karena kakaknya yang sangat mendukung saya untuk mendaftarkan diri hehe. Alasan kenapa pengen banget jadi aslab karena sebenarnya cita cita saya pengen jadi dosen. Dan berfikir bahwa jadi aslab itu keren, kenapa? Gimana engga, kita menjadi seorang mahasiswa tetapi bisa mengajar sesama mahasiswa lainnya. Itu merupakan suatu kebangaan bagi saya.
Setelah tiba waktunya pendaftaran asisten laboratorium perpajakan yang biasanya ditempel di mading Lab, saya dan teman teman seperjuangan bergegas mengumpulkan berkas-berkas sebagai persyaratan pendaftaran mulai dari CV, Transkip Nilai dan sebagainya. Dan ternyata teman sekelasku banyak sekali yang mendaftar dan saya berfikir bahwa saya harus bersaing dengan teman-temanku yang cerdas. Tiga minggu setelahnya, tes pun dimulai. Saya sampai didepan ruangan dan ternyata sudah banyak sekali mahasiswa-mahasiswa lain yang sudah datang dari pagi sekali. Saya pun melihat mading yang ternyata telah dibentuk gelombang 1 sampai 4 untuk mengikuti tesnya. Dan saya pun masuk ke gelombang pertama. Hatiku dag dig dug melihat bahwa nama saya ternyata ada di gelombang yang pertama. Saya pun duduk bersama teman saya dengan muka yang rada sedikit cemas. Akhirnya setelah cukup lama menunggu, salah satu asisten dari lab pun keluar untuk memberi tau agar kita disuruh mempersiapkan diri karena tes akan segera dimulai. Saya pun memasuki ruangan dengan hati deg-degan dan takut tidak lolos. Kakaknya pun langsung membagikan soal dan saya mendapat soal yang cukup mudah karena saya telah belajar sebelumnya. Saya pun langsung percaya diri mengerjakannya. Tiga puluh menit pun berlalu dan tes pun telah berakhir. Dan saya pun bergegas untuk meninggalkan ruangan. Pukul 10.00 pengumuman tes tertulis pun di pasang di mading dan saya sangat kaget karena nama saya tercantum dan berada diposisi kedua. Yeeeeeaaayyyy saya lolos tahap pertama. Dan diharapkan mempersiapkan diri lagi untuk mengikuti ke tahap selanjutnya yaitu tes nutor. Saya pun mempelajari materi yang akan saya bawakan nanti untuk menutor. Waktu menunjukkan pukul 13.00 dan tes kedua pun segera dimulai. Satu persatu dari kami pun dipanggil kedalam ruangan dan mengikuti tes tersebut. Nama ku pun akhirnya dipanggil dan jeng..jengg.. kakaknya pun duduk di setiap barisan seperti anak praktikum pada umumnya. Saya pun mulai memperkenalkan diri dan mulai menerangkan materi yang akan saya jelaskan. Kondisi diruangan itupun sangat tidak kondusif dan situlah saya diuji. Gimana cara mengatasi ketidak kodusifan kelas tersebut. Akhirnya saya pun dengan tegas untuk menyuruh mereka diam dan  memperhatikan saya ketika saya sedang menutor. Lalu waktupun telah habis dan saya kembali untuk meninggalkan ruangan dan tak lupa saya menebarkan senyuman saya kepada kakak-kakaknya dan mengucapkan terimakasih. Dan tahap selanjutnya yaitu di wawancara oleh staff dari Lab tersebut.  Setelah lama menunggu satu persatu dari kami untuk mengikuti tes nutor ini akhirnya pun selesai juga. Waktu menunjukan pukul 5 sore dan kami semua menunggu didepan pintu ruangan dengan muka saya cemas karena sebentar lagi akan diberitahu siapa saya yang akan lolos untuk menjadi aslab. Lalu, semua kakaknya pun keluar dengan muka yang sangat serius. Kami pun makin jadi deg-degan dengan hasil yang akan diberikan itu. Satu per satu dari kami pun disebutkan namanya hingga nama saya pun terpanggil dan saya pun langsung teriak karena tidak menyangka karena akan lolos dan masuk menjadi seorang asisten. Nama temen seperjuanganku pun disebut dan kami langsung bersorak gembira dan saya langsung memeluk karena kegembiraan ini. Dari sekian banyak mahasiswa yang mendaftar sekitar 300an orang akhirnya hanya 16 orang sajalah yang keterima menjadi seorang asisten di Laboratorium. Kami semua yang terpilih lalu di breafing dan dikasih pengarahan oleh kakak semua dan diucapkan selamat atas keberhasilannya sampai tahap terakhir. Lalu kami pun berkenalan satu per satu karena banyak dari kami yang beda kelas jadi kami harus beradaptasi lagi dengan lingkungan yang baru. Untuk memeriahkan suasana yang telah meriah ini hahaha.. kami pun pesta kecil-kecilan dengan memakan pizza yang telah dipesan hingga berbox-box.

Ini foto disaat saya sedang menutor didepan kakak-kakaknya, lihatkan betapa tegangnya muka saya mengajar didepan senior :)
Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT dan kepada kedua orantua saya yang selalu mendukung terutama kepada mamah yang selalu support saya dalam belajar. Suatu pengalaman berharga yang saya dapatkan dan saya harap disini saya bisa mengembangkan potensi diri dan belajar dari kesalahan dan belajar dari hal-hal yang baru.
Salam hangat,
Annisa Nur Indah S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar